wahai melayu, sejarah itu untuk.....
...kita pelajari,...kita tafsiri,
...dijadikan bahan bacaan,
...membuatkan hati yang lemah menjadi sedar,
...kita selidiki,
...kita fahami,
tapi ada ketikanya, sejarah itu membuatkan kita buta bahawa yang dihadapan tidak akan sama seperti yang lalu, malah lebih perit dan pahit untuk ditelan. dasarnya, melayu bukan muda di mata sejarah, tetapi ia dikaburkan oleh melayu itu sendiri. kaki yang diberi, tongkat yang dicari. malah, tangan yang dipimpin, tangan itu juga yang melipat tangan yang memimpin. wahai melayu, sedar atau tidak kita masih mencari. mencari baju untuk dipakai, tetapi antara sedar kita mengukur baju itu pada badan orang lain. yang baik adalah si monyet, tetapi yang jahat adalah si kancil walaupun kita adalah dari kaum kancil. mungkin sejarah tidak akan berulang, tetapi ia sengaja diulang agar kita punya alasan untuk dijadikan sebagai pendinding.
p/s: while we hate our own people, we tend to put all the good highlight on others. while i live far, my people are the one that i will look after. to hate is to deviate, to love is to ruin but for what ever reason is, loyalty is irreplaceable.
<< Home